teman-teman bloger, saya pindah rumah ke: irwanbajang.com Meskipun blog ini masih tetap saya update, blog Kopi Kertas, blog baru saya juga akan sama nyamannya dengan Rumah Merah ini. Ayo berkunjung ke blog baru saya. irwanbajang.com dengan mengklik di sini.
Rumah Merah
singgah dan melepas lelah
25 July, 2011
12 June, 2011
Paradoks Iklan Pariwisata
Saya mulai jengah menyaksikan iklan-iklan pariwisata yang saban hari ditanyangkan berulang-ulang dengan jeda yang selalu panjang di televisi. Iklan-iklan semacam itu, sungguh sama sekali tak menyajikan realitas yang terjadi di masyarakat daerah pariwisata yang ditayangkan. Pariwisata seolah adalah cerminan, bagaimana indah, ramah, makmur dan bersahajanya daerah tujuan wisata. Tayangan ini sama tak pernah mengabarkan, betapa miskinnya masyarakat kita, masyarakat Bali, Lombok, Flores, Papua. Pada tayangan iklan ini, kita seolah diajak melupakan bagaima keringnya daerah-daerah pinggiran. Bagaimana miskinnya petani-petani yang terancam bunuh diri akibat hutang yang menumpuk akibat pancaroba, air yang susah dan miskinnya mereka.
02 May, 2011
Bank untuk Penulis
Saya sudah banyak sekali membeberkan rahasia tentang bagaimana menerbitkan buku secara indie, self publish atau dengan nama sederhana menerbitkan sendiri buku yang ditulis. Saya bahkan sudah membuat Indie Book Corner, sebagai wadah untuk membantu segala hal tekhnis mengenai menerbitkan buku. Menerbitkan buku itu gampang! Semua sudah saya jelaskan. Tapi ada satu hal yang masih menjadi beban saya. Bagimana buku itu selain gampang diproduksi, tapi juga harus murah memproduksinya.
Nah, jawaban ini yang belum ketemu.
Nah, jawaban ini yang belum ketemu.
27 February, 2011
Iblis dan Iman
Setelah iblis diusir dari surga oleh tuhan, maka iblis total beribadah pada tuhan untuk membantu menguji keimanan, menyesatkan yang tak beriman agar sesesat sesatnya, sampai akhir zaman. Maka,kalau kamu adalah orang yang merasa beriman, berterimakasihlah pada iblis, sebab identitas keimananmu itu muncul karena ada identitas lain yang dimunculkan iblis: yakni identitas kesesatan.
Jangan pernah remehkan iblis, jangan salahkan ia sebagai biang kerok kerusakan, kehancuran dan kesesatan dirimu atau orang lain. Sungguh kamu tidak bisa disebut beriman tanpa adanya kesesatan yang diseberkan iblis
15 January, 2011
Cintamu Tak Semurni Bensinku
Kadang geli rasanya, kalau melihat beberapa tulisan di warung pinggir jalan atau di pintu box truk antarkota dan beberapa penutup ban mobil angkutan. Tak jarang kita temui kata-kata atau tulisan yang dibuat lucu, parodis atau bahkan asal-asalan. Kutunggu Jandamu, mungkin adalah semboyan yang paling terkenal dan banyak diingat. Tapi jangan salah, banyak juga tulisan lucu lainnya yang juga gampang diingat: Buronan Mertua, Tawanan Mertua, Asal Babe Senang, Buron Nusa Kambangan, dan lain sebagainya. Belakangan tulisan-tulisan yang banyak dianggap orang 'norak' ini dibikin sebagai judul lagu atau film Indonesai. Hmm.
08 December, 2010
November Basah, Desember Lembab
November yang basah telah usai, dan inilah aku, aku yang akan menghadap pada bulan di ujung tahun.
Seperti biasa, kita akan merutuki waktu yang selalu terasa berlalu cepat. Dan aku, adalah orang yang selalu merasa banyak sekali telah tertinggal. Tertinggal oleh laju waktu, tertinggal banyak jejak, tertinggal oleh kenangan dan tertinggal ratusan harapan. Bagaimana harus kuceritakan padamu? Adakah bahasa yang layak, adakah kalimat yang jangkau? Lihatlah, inilah aku: manusia yang kehilangan diri. Manusia yang berjalan menyusuri malam yang patah hati, dan hari-hari yang basah oleh harapan! Seperti November yang basah, Desember yang lembab, dan tahun-tahun yang akan segera dijelang banyak orang.
Di luar, seperti biasa, hujan membasahi Desember yang lembab. Orang-orang berkejaran menarik jemuran, membawanya masuk rumah, membiarkannya berangin-angin di ruang tengah. Mereka akan segera berkumpul, di meja ada teko dan cangkir-cangkir teh hangat. Mereka lalu menyalakan televisi, menertawai mimpi dan menghiba pada iklan-iklan. Dan begitulah, aku tetap di simpang jalan ini, berteduh sembari menghimpun tenaga. Tapi tak pernah lepas dari kerinduan.
19 November, 2010
Kafe: Manusia Pejalan
Aku sedang duduk di sebuah meja kafe. Setengah batang rokok di tangan, akan habis dalam dua atau tiga kali hisap lagi, dan aku tak ingin segera menghabiskannya.
Orang-orang di sekelilingku, mereka berbicara masing masing, dalam topik yang asing, suara yang samar dan tak ingin aku ketahui. Apa yang harus kulakukan di tengah bising dan hiruk mereka ini? Buku? Beberapa lembar baru saja aku mulai, tapi begitulah, aku adalah seorang pembosan. Kuhisap lagi setengah rokokku, sisa dua hisapan lagi. Sementara kopi di gelas putih di atas mejaku akan segera tandas dalam satu atau dua teguk. Aku tidak ingin beranjak. Aku tidak ingin mengakhiri duduk sore di kafe ini. Kukeluarkan biskuit bekal jalan-jalanku dari dalam tas. Kunikmati sendirian. Kuhisap lagi hisapan terakhir sebelum hisapan penghabisan.
16 October, 2010
Obat Rindu
ke mana aja kok gak pernah Nampak?
kapan nulis lagi, saya rindu tulisanmu?
hey ayo nulis lagi!
kapan nulis lagi, saya rindu tulisanmu?
hey ayo nulis lagi!
Susah sekali saya menjawab antologi pertanyaan semacam itu. Bahkan, saya kadang takut untuk menjawab, sebab yang muncul kebanyakan adalah apologi, pembelaan dan sikap mencari aman. Padahal, sesungguhnya saya tidak tahu, kepada siap mencari aman, untuk apa berapologi dan kenapa juga harus melakukan pembelaan. Dan kali ini, saya juga tak akan menjawab pertanyaan tersebut di atas, sebab sungguh, samasekali saya susah menjawabnya.
11 August, 2010
Saya, Tuhan dan Puasa
Entah sudah berapa tahun saya selalu mengikuti puasa, seingat saya, saya belajar puasa setengah hari sejak usia 6 tahun. Waktu itu saya selalu berusaha untuk melewati hari yang penuh perjuangan dan melelahkan untuk sampai pada saat bedug magrib mulai ditabuh. Usia 7 tahun, saya sudah puasa full seingat saya.
Sekarang saya sudah berusia 23 tahun, rasanya puasa kali ini adalah puasa yang saya renungi betul. Sebab saya sebenarnya sudah merdeka, tidak seperti dulu-dulu ketika kecil, saya menganggapnya sebagai sebuah perjuangan untuk meraih simpati teman-teman di sekeliling saya. Saya akan bangga bercerita dan memamerkan berapa jumlah hari saya bisa melampaui puasa secara full pada teman sebaya saya. Juga bagaimana saya meraih hati orang tua untuk kelak dibelikan baju lebaran dan diajak liburan keluarga.
19 June, 2010
Visualisasi Puisi
Iseng-iseng sambil belajar desain, saya akhirnya mencoba membuat visualisasi untuk sebuah puisi saya yang lumayan cukup lama. Judulnya "Dongeng Kejahatan", saya buat di tahun 2008. Berikut ini adalah gambarnya, silakan kawan-kawan blogger yang baik hati mengapresiasinya. Kalau gambarnya kurang terang atau kurang bisa terlihat, sila saja mampir di facebook saya untuk melihat gambarnya yang lebih terang dan jernih. Selamat mengapresiasi dan selamat berkarya juga. Semoga sehat selalu. :)
Subscribe to:
Posts (Atom)