10 August, 2007

Lenguhan temaram, saat malam begitu membuta

aku membunuh rasaku begitu menggila.
Tanpa mau harus mereguk segala apa yang pernah aku asingkan
Aku mereguk mawar terlalu buta
Hingga aku tak kan pernah tahu apakah kau ikut juga menyalami temaram waktu yang aku kejar dalam perjalanan suntukan saat aku harus membunuh gerimis dan melarangnya meresap dalam butiran lempung-lempung tanah jiwaku yang kini telah kau beceki sejak malam sehabis senja kau rangkul pundak rohku yang telah begitu terawang ini.
Wah aku begitu senyap meresapi sebuah regukan yang kau suguhkan
Meski aku tahu mungkin tak sengaja pula aku harus menghisapnya.
Aku begitu berani,mencoba bersandar di tiang pada sebuah rumah dengan daun pintu yang begitu rapuh tua. Mungkin saja pagi lusa, saat temaram senja mulai menggelanyut berlalu aku ingin coba bisikkan teriakan-teriakan yang telah terkonstruksi begitu dalamnya.
Tapi sayang. Mantraku ini tidak begitu ampuh mengikat roh kita yang ingin selalu bergentayangan melewati pucuk-pucuk terowongan langit yang begitu senyap sejak kemarin malam.
Hah..
Apa kau tahu…hai betina kejam yang baik hati. Malam ini begitu sepinya
tanpa kolong langit saja rasanya.
Fuih…
Apalagi lagu ini
Seredup sorot lampu merkuri, saat hati begitu mesum memasuki lorong-lorong hatinya sendiri. Mengobrak-abrik kelelakian dan keperjakaan serta keegoisan dan kemunafikan yang sama sekali tidak pernah aku kubur mesti harus meneguk batu-batu hitam racun yang meregang maut dalam usus-ususku yang begitu lapar.
Yah..
Hari ini.
Sebuah goresan dua pengantin yang menimang bayinya telah hadir. Ia teriak menyelesaikan tangisan dalam hisapan air susu asing yang ia reguk dalam kebingungan bersama rengekannya.
Aku menjadi begitu telaten untuk tetap merenung dan memahat sebuah patung yang sama sekali belum ku imaji sebelumnya. Dan menjadi berhala-berhala aneh yang tak pula aku kenal rupa dan namanya.
Apa memang selalu begitu terulang. Aku harus terkapar setelah mereguk mawar-mawar yang telah di anugrahkan si ibu angin. Ibu dingin yang memporak-porandakan senyap dalam lenguhan malam yang makin mengental saja.
Kritik dan saran, silakan hubungi : Irwan Bajang Firmansyah, seorang penyair amatiran,081927595022 atau email irwan_bajang@yahoo.com.

No comments:

Post a Comment

silakan berkomentar