12 June, 2011
Paradoks Iklan Pariwisata
Saya mulai jengah menyaksikan iklan-iklan pariwisata yang saban hari ditanyangkan berulang-ulang dengan jeda yang selalu panjang di televisi. Iklan-iklan semacam itu, sungguh sama sekali tak menyajikan realitas yang terjadi di masyarakat daerah pariwisata yang ditayangkan. Pariwisata seolah adalah cerminan, bagaimana indah, ramah, makmur dan bersahajanya daerah tujuan wisata. Tayangan ini sama tak pernah mengabarkan, betapa miskinnya masyarakat kita, masyarakat Bali, Lombok, Flores, Papua. Pada tayangan iklan ini, kita seolah diajak melupakan bagaima keringnya daerah-daerah pinggiran. Bagaimana miskinnya petani-petani yang terancam bunuh diri akibat hutang yang menumpuk akibat pancaroba, air yang susah dan miskinnya mereka.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
wohow, short and sharp!
ReplyDelete>tapi karena lagi puasa nonton TV, jadinya ga tahu juga perkembangan iklan pariwisata. Semoga iklan itu tidak membuat kita semua lupa.
gimana klo iklannya di ganti wisata bencana, dengan menayangkan panorama rakyat jelata yang makan aja masih kadang kala..
ReplyDeletebila jali punya kata mantra "semacam itu", bajang punya ajian "lain sebagainya"
ReplyDeleteParahnya lagi,pariwisata kita sekrang tidak dibangun untuk rakyat Bung.
ReplyDeleteIy, seolah-olah tdk ad daerah2 kering/pinggiran.
ReplyDelete(lama tak berkunjung..)
ReplyDeletebetul banget..., padahal kenyataanya berbeda..ya bro..hikhikhik..