Saya

Tentang Saya

Ketika kelas 4 SD dulu, seorang guru memuji saya, setelah mendapat tugas membuat karangan bebas. Katanya tulisan saya seperti anak SMA. Waktu itu saya bangga setengah mati, dan sejak saat itu, saya langsung bercita-cita kelak ingin menjadi penulis. Sebuah cita-cita aneh untuk anak sekecil saya saat itu dan mimpi aneh bagi manusia yang tinggal di negara ini, di tengah situasi budaya menulis yang sungguh tak bisa dibilang baik. Sejak saat itulah saya menulis, baik sembunyi-sembunyi menulis surat cinta, juga puisi dan cerpen, dan tulisan-tulisan iseng apa saja yang melintas di kepala saya.

Ketika akan berangkat ke Jogja, saya sempat berjanji pada diri saya sendiri, bahwa setidaknya dalam jeda waktu dua tahun, saya harus sudah punya buku, menjadi penulis, dan diakui sebagi penulis . Mungkin saya adalah termasuk orang yang beruntung, sebab mimpi saya waktu itu benar tercapai, di tahun kedua saya di Jogja, saya sudah punya novel pertama. Bahkan jauh sebelumnya, saya pernah menerbitkan kumpulan puisi tunggal saya pertama kali, meskipun lewat jalur indie, tapi saya sangat bangga.

Saya terus saja menulis, sesekali malas, sesekali fakum dan sesekali libur panjang juga untuk menulis, tapi toh, menulis terus saja saya lakoni dan saya selalu percaya bahwa saya terlahir sebagai orang yang ditugaskan menulis. Entah apa posisi saya, penyair, novelis, cerpenis, editor, wartawan, atau bahkan penerbit, yang jelas, saya selalu yakin, bahwa menulis, buku, dan dunia di antara dua hal tersebut, adalah dunia yang selalu membuat saya nyaman dan merasa benar-benar sebagai manusia hidup. Mungkin pendapat saya itu sangat berlebihan, tapi biarlah, sesekali saya memang terlalu suka melebih-lebihkan masalah.

Sekarang saya masih tetap menulis, bahkan saya sudah bercita-cita membantu para penulis untuk bermimpi, meraih cita-citanya sebagai penulis dan melakukan banyak hal dengan menulis. Saya membangun Indie Book Corner (IBC), sebuah penerbit indiependent di tahun 2009. Kelak, saya ingin IBC ini menjdi cikal-bakal penerbitan besar yang menampung beragam jenis tulisan, beragam macam penulis dan menjadi garda depan dunia menulis dan perbukuan Indonesia. Hahaha... Saya terlalu berlebihan barangkali, tapi biarlah. Saya sudah sebutkan di atas, kalau saya suka berlebihan.

Saat ini, saya hanya ingin terus menulis, berkomunitas, berteman dengan banyak orang, menerbitkan buku, mengajak orang membaca, menulis, membuat koran, majalah, buletin, famplet, koran tempel dan segala macam media, termasuk milis, blog, portal dan sebagainya. Saya ingin menulis, terus saja menulis, sampai kelak saya tidak bisa dan tidak mau lagi menulis.

O, ya. Saya jadi lupa memperkenalkan diri. Saya lahir di Lombok, sebuah pulau nan indah di NTB. Saya suka sekali jalan-jalan. Saya lebih senang memilih jalur lambat, dengan bis, kereta atau kapal, saya selalu menikmati keindahan dan situasi asing di perjalanan. Saya suka bergerak lambat dan meresapi setiap jejak perjalanan. Meskipun saya selalu bermasalah dengan pencernaan, saya selalu saja suka makanan yang pedas, saya selalu yakin, bahwa saya bisa memakan sambel apapun yang terpedas di dunia ini. Saya pembenci makanan manis, kalau kue manis, tidak masalah, tapi kalau sambel atau lauk manis, slera makan saya langsng down, dan tiba-tiba, saya bisa jadi pemarah dan malas makan. Tempat paforit saya adalah kamar saya sendiri. Saya bisa berada di kamar berhari-hari, tanpa harus pergi ke tempat lain. Kalau sudah begini saya akan malas beranjak, kecuali untuk makan dan hal mendesak lainnya. Kamar adalah ranah paling prifasi bagi saya, dan saya sebenarnya tidak suka membiarkan orang lain berlama-lama di kamar saya.

Dalam diri saya, ada sebuah mimpi yang selalu menjadi obsesi saya. Saya selalu yakin kelak saya bisa memenuhinya. Karena saya suka lagu rock dan lagu-lagu dengan hentakan ritmis yang cepat dan keras, saya selalu punya obsesi dan percaya, kelak saya akan berada di atas panggung, entah sebagai vocalis atau gitaris sebuah band rock terkenal. Hehehe.