telah ribuan tahun aku mencari
menelusuri sembari memburu lewat reinkarnasi
sejak kakek buyutku berkalikali menjelma puisi
menjadi laut, batu, pohon
juga kelelawar
betapa rindu aku pada perjamuan suci kita
kucari kau sembari menulis jutaan kitab suci
aku menjelma batu, kau menjelma ilalang
aku jadi rimba, kau meraung jadi harimau
aku berubah laut, kau merupa pasir
aku menjelma kabut, kau membumbung bukit
aku tumbuh berpohon, kau menitis awan
betapa serasi hidup kita
yang tak pernah berdekatan,
meski sangat mungkin untuk berpeluk
ooh…
kau yang aku buru beriburibu tahun
pada bangkai malam
juga panas yang merayap di kulit berkeringatku
ratusan bahkan ribuan kali reinkarnasi
ku buru kamu
meski pertemuan kadang tak berani aku resapi
aku lahir di tigris
tumbuh di andalusia
mengalir di jawa
menetas di bali
bergulung di antartika
menggigil di eropa
mampus aku di gaza
bangkit lagi aku di kutub utara
aku telah melebur menjadi api, memanjat gunung menjadi angin
menapaki sungai dengan menjelma air
oh, tuhan… betapa rindu ini
rindu semesta jauh sebelum masehi
semanjak kita berjanji untuk berpisah setelah aku makan huldi
Yogyakarta, 23 Maret 2009
1:38 AM
salam silaturrahim untuk mu Irwan....
ReplyDeleteaku adalah seperti apa yg kau tulis..
kerna jiwaku ada di mana-mana arah..
ia bergelendangan...menerawang..
melatari ...segenap ruang..
de ufuk waktu...membilang rona
sambil berteleku...dengan rasa dunggu...
dalam suatu medetasi yg panjang...
hmmm...makasih udah berkunjung..
ReplyDeleteoh ya??
berarti kita bisa berdiskusi panjang lebar tentang ruang, waktu dan banyak hal dalam hidup ini..
termasuk reinkarnasi
:D
jangan kapok main ke sini lagi ya??