11 June, 2010

Kehidupan Batu Bata

Pernahkah kamu merasa, hidup begitu hambar dan tidak berarti? Saya yakin, pernah. Setidaknya dari beberapa cerita kawan saya dan banyak orang yang saya jumpai, bahwa sebagian orang memang pernah mengalami sebuah masa yang tak mengenakkan.

Mungkin ada di antara kamu yang pernah merasa hidup begitu membosankan, menyedihkan dan betapa dunia hanya terasa milik segelintir orang yang bahagia. Mungkin kamu pernah menghilangkan sebuah barang berharga, milikmu sendiri, milik teman, milik sebuah instansi, yang tentu saja butuh banyak konsekuensi untuk menggantinya. Atau, ketika kamu dihadapkan pada pilihan dilematis yang sama berat antara kedua sisinya. Barangkali, kamu juga pernah harus meninggalkan sesuatu yang berharga dalam hidupmu. Ataukah, kamu merasa ada sebuah kesalahan orang lain yang konsekuensinya menimpamu, merugikanmu, menyeretmu pada banyak masalah berikutnya, yang sama sekali tidak kamu sukai. Atau barangkalai ada banyak jenis musibah dan kesialanlain yang susah saya sebutkan satu-satu.


Saya memang kerap merasa, dunia dibina dari rangkaian-rangkain masalah, bahwa hidup dan kehidupan disulam atas benang-benang duka dan derita yang sungguh tak berkesudahan. Setidaknya itu bisa juga menjadi pendapat banyak orang, yang tentu saja sedang atau sering didera kemalangan dan masalah.
Tapi, bagaimana perasaan kamu kemudian, jika sebuah masalah itu selesai dan kamu sudah menikmati hasil dari kerjakeras kamu melepaskan diri dari masalah itu? Bukankah kita kemudian akan merasakan, betapa hidup ini indah, betapa tuhan (bagi yang meyakininya) begitu baik hati dan sayang pada mahluknya?
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu……
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu*
Saya suka pada manusia-manusia hebat dan bersemangat. Tentu saja manusia yang tidak suka menyerah dan berani bertahan untuk melewati masalah hidupnya. Sebab saya yakin, sebenarnya kita terlahir sebagai manusia yang kuat dan hebat. Semua perubahan kemudian akan menjadi sebuah hukum alam yang tak terbantahkan.  Sebab alam bagi saya selalu menyediakan harapan untuk selalu menang dan bertahan jika kita berani bertahan dan berubah.


Pernahkah kamu melihat atau mengamati batu bata? Batu bata adalah bahan baku bangunan yang terbuat dari tanah biasa, tanah yang kalau kering akan berdebu, kalau basah akan lembab dan becek. Tapi lihatlah batu bata setelah jadi, betapa ia sama sekali bukan tanah kering yang berdebu atau tanah basah yang becek, tapi ia telah menjelma menjadi sejenis batuan (kalau boleh dijadikan indikasi atas jenis tanah yang lebih keras). yang jauh sungguh berbeda dengan dirinya sebelum itu. Batu bata menjadi demikian kuat, setelah dibecekkan, diaduk dan dicetak, lalu dibakar berhari-hari dengan api dari jerami.


Seperti itu pula mungkin kita bisa menganalogikan manusia. Setelah dibasahi dan diaduk masalah yang tak mengenakkan, lalu dicetak dengan pilihan hidup yang membingungkan dan dibakar dengan cobaan hidup yang sungguh tak indah, maka jadilah ia manusia yang kuat dan hebat, laksana tanah yang telah diolah sebagai batu-bata. Semakin panas api pengalaman membakarnya, maka akan semakin bagus pula manusia yang nantinya tercipta. Batu bata tidak akan mudah terbakar, sebab dalam proses penciptaannya, ia telah dibakar api yang lebih panas. Begitulah manusia menurut saya, semakin pahit pengalaman yang dilaluinya, maka akan semakin kuat manusia itu sendiri.
Tentu saja lantas kita tak harus mencari pengalaman pahit untuk menjadikan diri kita hebat dan kuat! Namun, pengalaman bisa saja berupa sebuah kejadian baru atau sesuatu yang belum pernah dirasakan.


Lalu, apakah kita akan terus berputus asa? Mengeluh pada sebuah masalah dan mengutuk diri dan kehidupan, menuding tuhan dan nasib, mengutuk takdir dan merasa diri manusia paling sial di muka bumi?


Hei, bukankah saat senang, kita kerap lupa bahwa hidup adalah roda, hidup adalah lompatan-lompatan pristiwa demi pristiwa, yang kadang membuat kita harus terbang melambung atau terjun menukik dan terpuruk? Saya rasa, tidaklah berlebihan kalau saya bilang, orang yang hebat adalah orang yang tak menyerah dan sanggup bertahan. Bukan begitu?
_____________
*Prajurit Jaga Malam (Chairil Anwar)
Gambar dimabil dari beberepa folder yang terserak di komputer saya.

11 comments:

  1. Like it sangat!!! sebuah tulisan inspiratif yang menjadi motifator!!

    Kemenangan sejati adalah ketika seseorang sanggup menerma kekalahan dan sebuah kemenangan akan sangat berkesan ketika sebelumnya kita pernah kalah!!!

    Taklukkan cobaan yang paling sulit dan yang mudah akan tunduk dengan sendirinya!!!!!!

    ReplyDelete
  2. cuit2 bgs bgt jang! hehe

    "Semua perubahan kemudian akan menjadi sebuah hukum alam yang tak terbantahkan." setuju!

    ReplyDelete
  3. @Penyair: sip deh, thanks ya...selamat membaca dan semoga bermanfaat ya.
    @Ribka: setju juga deh kalo begitu
    :)

    ReplyDelete
  4. Kenapa pakai bata? kenapa ga baja? yang ditempa dengan cara dibakar lalu dipukul, bakar lagi, pukul lagi. Dan dia lebih kuat dari Bata. Okelah klo gitu kamu Bata, saya Baja. Hahahah..

    Tapi ya gitu bung, benar juga, hidup tanpa perjuangan adalah hidup yang tidak pantas kita rayakan!

    ReplyDelete
  5. kalau baja dasarnya udah kuat bung, lagian saya nggak tahu proses penambangan dsbnya sampai jadi baja, jadi saya tar salah menjelaskannya..hehehehe... kepalamu langsung aja menuju tambang..ckckckckck
    roket2 atau apalah, jangan tambang melulu..hahaha

    yoi, hidup yang nggak diperjuangkan tidak pantas dirayakan....
    makanya teraktirlah aku, sebab kamu dah berjuang jadi freelancer, ada proyek selesai, traktirlah saya, kita rayakan...

    ReplyDelete
  6. aku percaya...
    Begitulah ketika kita semua dihadapkan pada berbagai cobaan dan masalah yang membuat kita semakin tangguh memegang prinsip dan tujuan kita...
    tapi yang penting semoga kita bisa mengatasi ketakutan kita dan mau menjalani proses kita...

    ReplyDelete
  7. yoi, yoi...
    betul itu, kawan..mantaplah...yang penting konsisten sama idealisme hidup... mantaplah lah

    ReplyDelete
  8. Aku suka pada mereka yang berani hidup
    Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
    Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu……
    Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu

    Aku suka puisi ini, maka kukutip kembali.

    Kita menguji hidup di sini. Sebab hidup tak teruji tak layak dijalani. hehehe. Menempa diri untuk mampu melewati setiap proses dari setiap perjalanan kita.

    Hehe..sok tahu saya ternyata. Kbr baik bung?

    ReplyDelete
  9. mantaplah kalau begitu Bung Yans..hehehehehe
    kabar saya baik, kapan kita kopdar nih..hehehehe

    ReplyDelete
  10. yups, sepakat banget bung,orang hebat adalah yang tak menyerah dan sanggup bertahan. pada dasarnya hidup itu mudah, semudah memanggil hujan, menrut Cheng Ning...hehe

    ReplyDelete
  11. beGituUuuu!!!!!!hehehhee.......tu,dengerin tu,ga boleh menyerah!ayok,selesaikan tugas2mu itu!taw toh maksutQ?hehehe.....(^^,)"

    ReplyDelete

silakan berkomentar