02 May, 2011

Bank untuk Penulis

Saya sudah banyak sekali membeberkan rahasia tentang bagaimana menerbitkan buku secara indie, self publish atau dengan nama sederhana menerbitkan sendiri buku yang ditulis. Saya bahkan sudah membuat Indie Book Corner, sebagai wadah untuk membantu segala hal tekhnis mengenai menerbitkan buku. Menerbitkan buku itu gampang! Semua sudah saya jelaskan. Tapi ada satu hal yang masih menjadi beban saya. Bagimana buku itu selain gampang diproduksi, tapi juga harus murah memproduksinya.
Nah, jawaban ini yang belum ketemu.

Banyak penulis yang saya jumpai, menemukan kesulitan dalam pembiayaan karyanya. Maksud saya pembiayaan menerbitkan karya tersebut. Semua proses sudah dialalui: menulis, menyunting, mendesain dan lain sebagainya. Tinggal mencetak. "Saya nggak ada modal buat cetak!" begitu bisanya mereka mengeluh. Dalam posisi ini, biasanya saya menawarkan banyak sekali solusi. Salah satunya adalah dengan meminjam, atau bisa juga dengan mencari sponsor, di Pemda misalnya, atau beberapa produk komersil yang bisa dimintai jadi sponsor. Kalau cara ini tidak bisa, saya menyarankan pre orderkan naskah tersebut. "Buat aja pengumuman di facebook, tawarkan bukumu, kalau ada yang mau pesan, bayar dulu, baru nanti kalau sudah dibayar, dicetak dan dikiri. Simpel!". Hmm, tapi toh masih banyak yang ragu dan takut pada usulan saya tersebut.


Saya memutar otak, kemudian suatu saat menemukan wangsit yang saya rasa brilian. (saya kan memang brilian. hehe). Jadi begini. Saya ada ide membantu penulis menerbitkan bukunya, yakni dengan membuat bank untuk memberi pinjaman dana pada penulis untuk menerbitkan karyanya. Simulasinya begini: Misalnya saya punya uang 3 juta rupiah, uang itu bisa dipinjam oleh 3 penulis untuk mencetak karyanya jadi buku. Anggap saja sejuta, sejuta. Setelah peminjaman, maka tugas penulis adalah memasarkan bukunya sampai laku dan ada laba. Modal awal sejuta tadi harus segera dikembalikan untuk dipinjamkan lagi pada penulis lain yang membutuhkan. Begitu seterusnya.


Nah, karena penulis pertama bukunya sudah laku dan mbati, maka dia sudah punya modal baru untuk menerbitkan ulang bukunya, menghadirkannya di hadapan pembaca. Bagimana? Menarik, kan ide saya itu? Saya rasa ini ide menarik untuk melawan kapitalis perbukuan! Hehehe. Kasih masukan ya, teman.


Salam

11 comments:

  1. Yoo, salam. I Tsu Baskara di sini!

    Boleh nanya? Ini dikatakan segera. Tapi apa ada aturan fix-nya paling lama kapan kita mesti balikin modal itu?

    ReplyDelete
  2. waaah saya jadi semangat untuk nulis buku, hehehee


    *tapi asah kemampuan dulu dah...^^
    nanti kapan2 saya hubungi. (lagian novelnya juga belum ditulis2)

    ReplyDelete
  3. Wah, saya setuju sekali!

    Jadi, sudah sejauh mana Bank untuk Penulis ini?

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. Semoga ide yg mas berikan semakin memberikan semangat para penulis muda, terutama sprti sya ini. Hhe...he... ^^
    Aplgii sya sudah ada rencana membuat satu krya ntuk tahun ini.
    :)

    ReplyDelete
  6. salam kenal...makasih infonya. nanti kalo rencana ini udah berjalan, kabar2i ya! makasih ^_^

    ReplyDelete
  7. Saya bikin Novel Trilogi secara indie. Buku pertama sudah terbit tapi buku ke dua dan ke tiga g mampu cetak gak sda duitnya. ininbukunya http://fathirmuqodas.wordpress.com
    Apakah bisa dibantu dicetak disini dengan sponsorship ?

    Btw, dimana posisi anda (kantor/rumah)?
    Terimakasih

    ReplyDelete
  8. @Kuli Pelabuhan, bikin ide juga bung, jangan tanya ide lain terus. kalau nggak kasih masukan aja.

    ReplyDelete
  9. @Windu Hernowo silakan cek email ya pak :))

    @All: trims masukannya, mudahan bisa berguna bagi banyak orang :)

    ReplyDelete
  10. Boleh juga tuh. Kalau mau, saya akan bergabung sejauh kemampuan saya.

    ReplyDelete

silakan berkomentar