Kembali mengembara
menjelajah samudra
juga melukis cerita-cerita tua yang kadang durhaka
Aku menjejak tanah-tanah basah
lagi,
berpuluh kali
masih ingat meski samar
gandeng tangan mesra jemari kanak-kanak kita
Rambutmu yang harum
juga tawamu yang ceria
ini adalah reinkarnasi yang keberapa
aku telah lupa menghitung jumlahnya
betapa hasratku hasrat buta
aku tak peduli cuaca juga cerita
kubunuh mitos dan kukubur fatwa-fatwa
dan aku masih saja merindumu
:Hawa
27 April, masih saja di Jogja
Salam Irwan Bajang,
ReplyDeletesaudara merakamkan "rasa rindu itu" dengan baik sekali,
cantik sekali rumah barumu ini,seindah namanya "Rumah Merah", moga tiada terlalu banyak lukanya (aku gurau aja).
iya...rumah baru ini, mudahan betah untuk berkunjung bagi banyak tamu2 seperti Anda...
ReplyDeletejangan kapok berkunjung
:D
Salam, shobat.
ReplyDeletePenyair jogja memang kesukaan saya. Hehe. Apa khabar gonjang ganjing sastra jogja?
Salam sehat selalu Bung Wahyudi..
ReplyDeletejogjamasih saja ramai dengan aksi2 kesenian, senang berda di sini.meskipun peluang untuk hedon juga tak kalah besarnya, tapi mudahan saja gak tergusur budaya aslinya
kapan main ke jogja lagi??
Alahai,. Hati memang sudah terpaut di jogja, tapi apa daya, masih banyak hal yang belum selesai di kuala lumpur.
ReplyDeleteYa, jogja memang rumah para pencinta sastra,. Kali terakhir lagi ribut perihal TUK vs boemipoetra. Itu yang acara di TIM. Hahaha. Jogja memang tidak pernah lengang daripada perdebatan ya. Tapi itulah manisnya jogja :-)
ayo..kapan ke jogja..nanti kita bisa berbincang panjang lebar
ReplyDeletehehehehe